Rabu, 24 Desember 2014

Globalisasi Telah Merubah Budaya Masyarakat


TIO NUROCHIM DEWANTARA
1A214779
1EA13








KATA PENGANTAR

                Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat. Serta tidak lupa kita junjungkan sholawat serta salam kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.  Untuk itu berkat kekuasaan dan kehendak Allah lah akhirnya penulis dapat mewujudkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang sederhana ini.
                Tema makalah yang penulis ambil kali ini adalah tentang Globalisasi Telah Merubah Budaya Masyarakat.  Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mata kuliah yang bersangkutan
                Selanjutnya penulis menyadari bahwa rasanya sulit untuk dapat mewujudkan tulisan ini kehadapan para pembaca tanpa bantuan orang lain, untuk itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan tentunya juga ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta doanya. Selain itu ucapan terima kasih kepada teman-teman yang memberikan dukungan dan informasi-informasi mengenai tema tulisan yang saya ambil kali ini.
                Untuk itu kepada semua orang yang telah penulis sebutkan diatas saya ucapkan terima kasih, teriring doa semoga Allah Yang Maha Kaya yang akan membalas segala budi baik tersebut. Akhir kata, bahwa sebagai manusia biasa tentunya penulis tidak luput dari segala kelemahan dan kekurangan. Harapan terakhir dari penulis, semoga tulisan ini dapat memberikan arti dalam memperkaya khasanah keilmuan para pembaca yang selalu haus dan lapar dengan ilmu pengetahuan.

                                                                                                             Jakarta, 15 November 2014
                                                                                                                         Penulis
                               



                                                                                                               Tio Nurochim Dewantara



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I.Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………………………………….   1
A.      Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………….  1
B.       Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………………   2
C.       Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………………………   2
BAB II. Pembahasan ………………………………………………………………………………………………………………………… 5
1.       Pengertian Globalisasi dalam bidang Sosial dan Budaya ………………………………………..  5
2.       Penurunan Nilai-Nilai Budaya………………………………………………………………………………………… 6
3.       Hilangnya Sifat Gotong Royong dan Hilangnya Sifat Kepercayaan Diri …………….. 7
4.       Pengaruh Globalisasi di bidang Sosia dan Budaya ………………………………………………….   9
BAB III. Penutup ………………………………………………………………………………………………………………………………. 12
A.       Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………………… 12
B.       Saran ………………………………………………………………………………………………………………………………  13
C.       Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………………………… 14













BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
                Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
                Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
                Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengertian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
                Menurut Afdjani (2007) bahwa: Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga negara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim,yang kemudian ditiru habis-habisan. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.

B. Rumusan Masalah
                Agar makalah ini tidak terlalu melebar, maka penulis merumuskan masalah berikut ini :
1.       Pengertian Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya
2.       Terjadinya penurunan nilai-nilai budaya
3.       Hilangnya sifat gotong royong dan hilangnya rasa kepercayaan diri
4.       Pengaruh positif dan negative Globalisasi di bidang Sosial Budaya

C. Tujuan
                1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap budaya
                2. Untuk menigkatkan kesadaran remaja terhadap budaya-budaya bangsa sendiri  karena
     kebudayaan merupakan jati diri bangsa





BAB II
PEMBAHASAN

1.       PENGERTIAN GLOBALISASI DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

a.       Pengertian Globalisasi
Seorang ahli Sosiologi, Scholte mendefinisikan globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing Negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
                Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi antar budaya. Pertemuan antar budaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.
                Hal ini seperti yang dikatakan seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.
b.       Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. “Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”


2.       PENURUNAN NILAI-NILAI BUDAYA
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama globalisasi.



3.       HILANGNYA SIFAT GOTONG ROYONG DAN HILANGNYA RASA KEPERCAYAAN DIRI


Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama.  Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W.  Pye, 1966 ).
Globalisasi secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi.  Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena kontak melalui media telah memungkinkan.  Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan sejumlah besar orang (Josep Klapper, 1990). Dalam prosesnya banyak warga masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi global tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan hal ini berarti banyak  pula masyarakat (yang terlibat dalan proses komunikasi global) menjadi exposed terhadap informasi, dan terkena dampak komunikasi tersebut.  Karena itu, tidak mengherankan bila globalisasi berjalan dengan cepat dan massal, sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi modern, mulai bermunculan portable radio, televisi, televisi satelit, dan kemudian internet. Keunggulan media massa, baik cetak maupun elektronik, adalah bahwa media tersebut mampu menyuguhkan gambar-gambar secara jelas dan terinci kepada para pemakainya.
Akibatnya, para pemakai media massa tersebut mengetahui apa yang terjadi di tempat lain dengan budaya yang berbeda dalam waktu yang singkat.  Mereka dapat melihat dan mengetahui keunggulan-keunggulan budaya yang dimiliki masyarakat lain melalui media massa tersebut.  Sikap yang dapat muncul dari sini adalah sikap yang memandang secara kritis apa yang mereka miliki dan bagaimana mengimbanginya dengan nilai-nilai budaya yang sudah mereka miliki itu, termasuk sikap kritis dari bangsa Indonesia sendiri terhadap apa yang sudah mereka miliki. Terkait dengan globalisasi, mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam.  Proses globalisasi akan  menghapus identitas dan jati diri.  Kebudayaan lokal atau etnis akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.Anggapan atau jalan pikiran di atas tersebut tidak sepenuhnya benar.  Kemajuan teknologi komunikasi memang telah membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang dan tak berguna.
John Naisbitt (1988) dalam bukunya yang berjudul Global Paradox memperlihatkan hal yang bersifat paradoks dari fenomena globalisasi. 
Naisbitt (1988) mengemukakan pokok-pokok pikiran  , yaitu semakin kita menjadi universal, maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi ‘kesukuan’ dan berpikir secara lokal, namun bertindak global.  Yang dimaksudkan Naisbitt disini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia Internasional.  Dengan demikian, berpikir lokal, bertindak global, seperti yang dikemukakan Naisbitt di atas, dapat diletakkan dan diposisikan pada masalah-masalah kesenian di Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam  era globalisasi ini.




4.       PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.



A.      Pengaruh Negatif Globalisasi Sosial Budaya
Ada dua factor pendukung mnculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi.  Namun meski hanya ada dua factor, dampak globalisasi merambat pada segala sector yang ada. Dan pengaruh yang sangat kita rasakan adalah Masuknya Budaya Barat.
Budaya barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia, khususya Indonesia. di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat masuk  melalui media internet, tv, ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak kaum muda. Hal ini saling berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.
Bagi Bangsa Asia, masuknya budaya barat dapat mengakibatkan :
1.       Curtural Shock
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi longgar.Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Pudarnya budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.

2.       Cara berpakaian ( Style)
Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena trend pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah.


3.       Cultur lag (kesenjangan budaya)

Cultur lag ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.


B.       Pengaruh Positif Globalisasi Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.

1.         Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.

2.           Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.








BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Pengaruh Globalisasi disatu sisi ternyata dapat menimbulkan efek negative kepada setiap Kebudayaan bangsa. Banyak pola hidup yang menjadi negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, matrealisme dan lain sebagainya. Semua sikap tersebut perlahan lahan dapat membuat lunturnya sikap semangat Gotong Royong,  kepeduian terhadap sesame serta lunturnya rasa solidaritas dan kesetiakawanan social serta nilai nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya.

Namun juga terdapat beberapa dampak positif yang dapat kita rasakan:
1.       Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2.       Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

Setelah mengungkapkan berbagai macam pengaruh Globalisasi, pengaruhnya yang merujuk pada sisi negatif dapat menghancurkan suatu Negara. Pengaruhnya secara garis besar mengenai sasaran yaitu:
1. Menyebabkan erosi budaya
2. Kehilangan jati diri dan identitas bangsa
3. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme


Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut: 1. Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
2. Meningkatkan motif berprestasi;
3. Meningkatkan kualitas/mutu;
4. Selalu berorientasi ke masa depan.

B.       Saran

Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1.       Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa
2.       Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3.       Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
4.       Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negatif.
5.       Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.



















DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas , Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas , Mizan 1997.
Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara”.
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Wartono, Tarsius., et al (2006). Antropologi 1.Jakarta:Ghalia Indonesia