TIO NUROCHIM DEWANTARA
1A214779
1EA13
KATA
PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat
islam, dan nikmat sehat. Serta tidak lupa kita junjungkan sholawat serta salam
kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.
Untuk itu berkat kekuasaan dan kehendak Allah lah akhirnya penulis dapat
mewujudkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang sederhana ini.
Tema makalah yang penulis ambil
kali ini adalah tentang Globalisasi Telah Merubah Budaya Masyarakat. Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk mata kuliah yang bersangkutan
Selanjutnya penulis menyadari
bahwa rasanya sulit untuk dapat mewujudkan tulisan ini kehadapan para pembaca
tanpa bantuan orang lain, untuk itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan tentunya juga
ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta
doanya. Selain itu ucapan terima kasih kepada teman-teman yang memberikan
dukungan dan informasi-informasi mengenai tema tulisan yang saya ambil kali
ini.
Untuk itu kepada semua orang yang telah penulis sebutkan
diatas saya ucapkan terima kasih, teriring doa semoga Allah Yang Maha Kaya yang
akan membalas segala budi baik tersebut. Akhir kata, bahwa sebagai manusia
biasa tentunya penulis tidak luput dari segala kelemahan dan kekurangan.
Harapan terakhir dari penulis, semoga tulisan ini dapat memberikan arti dalam
memperkaya khasanah keilmuan para pembaca yang selalu haus dan lapar dengan
ilmu pengetahuan.
Jakarta, 15 November 2014
Penulis
Tio
Nurochim Dewantara
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ii
BAB
I.Pendahuluan
……………………………………………………………………………………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………….
1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………………………………………
2
C.
Tujuan
…………………………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB
II. Pembahasan ………………………………………………………………………………………………………………………… 5
1. Pengertian
Globalisasi dalam bidang Sosial dan Budaya ……………………………………….. 5
2. Penurunan
Nilai-Nilai Budaya………………………………………………………………………………………… 6
3. Hilangnya
Sifat Gotong Royong dan Hilangnya Sifat Kepercayaan Diri …………….. 7
4. Pengaruh
Globalisasi di bidang Sosia dan Budaya …………………………………………………. 9
BAB
III. Penutup
………………………………………………………………………………………………………………………………. 12
A. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………………………… 12
B. Saran
……………………………………………………………………………………………………………………………… 13
C. Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………………………………………… 14
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Globalisasi
adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah
istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai
istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh
dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Globalisasi sering
diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai
penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengertian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara
diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan
terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan
jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan
lain-lain.
Menurut Afdjani (2007)
bahwa: Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan
nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang
kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi
tentang peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita
menyadari belum semua warga negara mampu menilai sampai dimana kita sebagai
bangsa berada. Begitulah, misalnya banjir informasi dan budaya baru yang dibawa
media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku.
Terutama masalah pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat
terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana
cenderung minim,yang kemudian ditiru habis-habisan. Globalisasi memiliki banyak penafsiran
dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai
proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah
perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya
penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)
adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan
politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan
merasuk ke dalam kesadaran kita.
B. Rumusan Masalah
Agar
makalah ini tidak terlalu melebar, maka penulis merumuskan masalah berikut ini
:
1.
Pengertian Globalisasi dalam bidang
Sosial Budaya
2.
Terjadinya penurunan nilai-nilai budaya
3.
Hilangnya sifat gotong royong dan
hilangnya rasa kepercayaan diri
4.
Pengaruh positif dan negative
Globalisasi di bidang Sosial Budaya
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh
globalisasi terhadap budaya
2. Untuk menigkatkan kesadaran
remaja terhadap budaya-budaya bangsa sendiri
karena
kebudayaan merupakan jati diri bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN GLOBALISASI DALAM
BIDANG SOSIAL BUDAYA
a.
Pengertian
Globalisasi
Seorang
ahli Sosiologi, Scholte mendefinisikan globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing Negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung
satu sama lain.
Globalisasi merupakan
kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para
cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan
yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti
politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di
dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu
kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan
kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas)
budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang
terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses
saling memengaruhi antar budaya. Pertemuan antar budaya itu tidak selalu
berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai
proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya
Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.
Hal ini seperti yang dikatakan
seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi adalah proses
mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan,
saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain
bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana
penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.
b.
Pengertian
Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.
“Kebudayaan
didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk,
rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian
model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara
selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku
dan tindakan-tindakannya.”
2. PENURUNAN NILAI-NILAI BUDAYA
Gaung
globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat
masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima
kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah
satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan,
kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang
mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat),
dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena
itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau
psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai
yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari
kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi
dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi
oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu
masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan
bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu
menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya,
negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal
dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon
Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
Dalam
proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan
perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari
kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar
tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah
mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.
Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa
Thiong’o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah
sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk
menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut
kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya
ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu
dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas
dengan nama globalisasi.
3.
HILANGNYA
SIFAT GOTONG ROYONG DAN HILANGNYA RASA KEPERCAYAAN DIRI
Globalisasi sebagai
sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak
lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari
perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian
W. Pye, 1966 ).
Globalisasi secara
intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena kontak
melalui media telah memungkinkan. Karena kontak ini tidak bersifat fisik
dan individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan sejumlah besar orang
(Josep Klapper, 1990). Dalam prosesnya banyak warga masyarakat yang terlibat
dalam proses komunikasi global tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan hal ini
berarti banyak pula masyarakat (yang terlibat dalan proses komunikasi
global) menjadi exposed terhadap informasi, dan terkena dampak komunikasi
tersebut. Karena itu, tidak mengherankan bila globalisasi berjalan dengan
cepat dan massal, sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi modern,
mulai bermunculan portable radio, televisi, televisi satelit, dan kemudian
internet. Keunggulan media massa, baik cetak maupun elektronik, adalah bahwa
media tersebut mampu menyuguhkan gambar-gambar secara jelas dan terinci kepada
para pemakainya.
Akibatnya, para
pemakai media massa tersebut mengetahui apa yang terjadi di tempat lain dengan
budaya yang berbeda dalam waktu yang singkat. Mereka dapat melihat dan
mengetahui keunggulan-keunggulan budaya yang dimiliki masyarakat lain melalui
media massa tersebut. Sikap yang dapat muncul dari sini adalah sikap yang
memandang secara kritis apa yang mereka miliki dan bagaimana mengimbanginya
dengan nilai-nilai budaya yang sudah mereka miliki itu, termasuk sikap kritis
dari bangsa Indonesia sendiri terhadap apa yang sudah mereka miliki. Terkait
dengan globalisasi, mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah
bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi
akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau etnis
akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.Anggapan
atau jalan pikiran di atas tersebut tidak sepenuhnya benar. Kemajuan
teknologi komunikasi memang telah membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang
dan tak berguna.
John
Naisbitt (1988) dalam bukunya yang berjudul Global Paradox memperlihatkan hal
yang bersifat paradoks dari fenomena globalisasi.
Naisbitt
(1988) mengemukakan pokok-pokok pikiran , yaitu semakin kita menjadi
universal, maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi
‘kesukuan’ dan berpikir secara lokal, namun bertindak global. Yang
dimaksudkan Naisbitt disini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada
hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat
itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia Internasional. Dengan
demikian, berpikir lokal, bertindak global, seperti yang dikemukakan Naisbitt
di atas, dapat diletakkan dan diposisikan pada masalah-masalah kesenian di
Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam era globalisasi ini.
4. PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG
SOSIAL DAN BUDAYA
Arus globalisasi saat ini telah
menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya
arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan
yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan
3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah,
gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.
Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak
remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading
(alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan,
remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat
ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di
televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).
Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik
pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
masyarakat sekitarnya.
A.
Pengaruh
Negatif Globalisasi Sosial Budaya
Ada
dua factor pendukung mnculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya teknologi
komunikasi dan adanya integrasi ekonomi. Namun meski hanya ada dua factor, dampak
globalisasi merambat pada segala sector yang ada. Dan pengaruh yang sangat kita
rasakan adalah Masuknya Budaya Barat.
Budaya
barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia, khususya Indonesia. di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat
masuk melalui media internet, tv,
ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak kaum muda. Hal ini saling
berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.
Bagi Bangsa Asia, masuknya budaya barat dapat mengakibatkan
:
1.
Curtural Shock
Biasanya ditandai dengan
perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang
sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah
menjadi longgar.Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada
orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Pudarnya budaya atau
kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada
orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh
masuknya budaya Barat.
Memberi
salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang
diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang
lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam
“Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
2. Cara berpakaian ( Style)
Barat yang identik dengan
liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena trend pakaian dunia
berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun
perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek
sudah mejadi hal yang lumrah.
3.
Cultur lag (kesenjangan
budaya)
Cultur lag ditandai
dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak
biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat
kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai
tanggung jawab.
B.
Pengaruh Positif Globalisasi Sosial
Budaya
Banyak sekali pengaruh
buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh
positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin
bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.
1.
Meningkatkan pembelajaran
mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun
ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2.
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras,
disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengaruh Globalisasi disatu sisi ternyata dapat menimbulkan
efek negative kepada setiap Kebudayaan bangsa. Banyak pola hidup yang menjadi
negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, matrealisme dan lain
sebagainya. Semua sikap tersebut perlahan lahan dapat membuat lunturnya sikap
semangat Gotong Royong, kepeduian
terhadap sesame serta lunturnya rasa solidaritas dan kesetiakawanan social
serta nilai nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya.
Namun juga terdapat beberapa dampak
positif yang dapat kita rasakan:
1.
Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya,
cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari
bangsa lain yang telah maju.
2.
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras,
disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Setelah mengungkapkan berbagai macam
pengaruh Globalisasi, pengaruhnya yang merujuk pada sisi negatif dapat
menghancurkan suatu Negara. Pengaruhnya secara garis besar mengenai sasaran
yaitu:
1. Menyebabkan erosi budaya
2. Kehilangan jati diri dan
identitas bangsa
3. Hilangnya semangat
nasionalisme dan patriotisme
Sikap positif lain yang perlu
dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut: 1. Berkompetisi dalam
kemajuan iptek;
2. Meningkatkan motif berprestasi;
3. Meningkatkan
kualitas/mutu;
4. Selalu berorientasi ke
masa depan.
B.
Saran
Dari hasil pembahasan diatas, dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan
yaitu :
1. Pemerintah
perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
budaya bangsa
2. Masyarakat
perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya
dan budaya bangsa pada umumnya
3. Masyarakat
perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya
dan budaya bangsa pada umumnya
4. Masyarakat
perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang
masuk tidak merugikan dan berdampak negatif.
5. Masyarakat
perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang
masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo, Budaya
Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam
Masyarakat Komoditas , Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono,
Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy
Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas , Mizan 1997.
Fuad Hassan.
“Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara”.
Koenjaraningrat.
1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Wartono, Tarsius., et
al (2006). Antropologi 1.Jakarta:Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar